Penyakit Scabies (Kudis): Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Scabies atau yang lebih dikenal dengan kudis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi kutu mikroskopis bernama Sarcoptes scabiei. Kutu ini menggali lapisan atas kulit untuk bertelur dan berkembang biak, menyebabkan reaksi inflamasi yang dapat mengganggu kesehatan kulit. Meskipun scabies tidak berbahaya dalam jangka panjang, penyakit ini sangat menular dan bisa menyebabkan rasa gatal yang sangat mengganggu. Pengobatan yang tepat sangat penting untuk mencegah penyebaran dan mengurangi gejalanya.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, serta pengobatan scabies.
Penyebab Scabies
Scabies disebabkan oleh parasit Sarcoptes scabiei, yang merupakan kutu mikroskopis yang sangat kecil. Parasit ini menggali lapisan kulit yang paling luar (epidermis) untuk membuat terowongan tempat mereka bertelur. Telur yang menetas kemudian berkembang menjadi kutu dewasa, yang kemudian menggali lebih banyak terowongan untuk bertelur lagi. Infeksi ini menyebabkan reaksi peradangan yang disertai rasa gatal yang parah.
Scabies sangat menular dan biasanya menyebar melalui kontak kulit langsung dengan penderita yang terinfeksi. Penyebaran ini sering terjadi dalam situasi yang melibatkan kedekatan fisik yang lama, seperti saat berpelukan, tidur bersama, atau hubungan seksual. Penyebaran scabies juga bisa terjadi melalui kontak dengan barang-barang pribadi yang terkontaminasi seperti handuk, pakaian, atau seprai.
Selain itu, scabies bisa lebih sering terjadi di lingkungan yang padat, seperti di rumah sakit, panti jompo, atau lembaga pemasyarakatan, karena penularan yang lebih mudah dalam situasi ini.
Gejala Scabies
Gejala scabies umumnya berkembang 1-2 bulan setelah terinfeksi, terutama jika seseorang terpapar untuk pertama kalinya. Namun, jika seseorang sudah pernah terinfeksi sebelumnya, gejala bisa muncul lebih cepat, dalam waktu sekitar 1-4 hari.
1. Rasa Gatal yang Parah
- Rasa gatal yang paling umum terjadi pada malam hari atau saat tubuh sedang hangat. Gatal ini disebabkan oleh reaksi tubuh terhadap kutu dan telur yang berada di bawah kulit.
2. Ruam dan Bekas Goresan
- Kulit yang terinfeksi scabies biasanya akan muncul ruam merah yang sangat gatal, dan bekas garukan yang disebabkan oleh rasa gatal yang parah. Ruam ini sering terlihat di area yang memiliki lipatan kulit seperti:
- Siku
- Pergelangan tangan
- Jari tangan dan jari kaki
- Lipatan paha, sekitar bokong, atau ketiak
- Sekitar alat kelamin
3. Terowongan di Kulit
- Dalam beberapa kasus, Anda mungkin dapat melihat terowongan kecil atau garis-garis tipis di kulit. Ini adalah tempat kutu menggali dan bertelur. Terowongan ini biasanya terlihat pada kulit yang lebih tipis, seperti di sela-sela jari tangan.
4. Luka dan Infeksi Sekunder
- Karena rasa gatal yang sangat hebat, penderita sering menggaruk kulitnya, yang dapat menyebabkan luka terbuka dan meningkatkan risiko infeksi sekunder (seperti infeksi bakteri).
5. Gejala Lainnya
- Dalam kasus yang lebih parah atau tidak diobati, scabies bisa menyebabkan kulit menjadi sangat meradang dan menebal. Di beberapa orang, infeksi sekunder dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening.
Pengobatan Scabies
Scabies dapat diobati dengan pengobatan yang tepat. Pengobatan ini biasanya berupa obat yang dioleskan pada kulit untuk membunuh kutu dan telur yang ada di dalamnya. Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan untuk mengobati scabies:
1. Obat Topikal (Salep atau Krim)
- Permetrin (5%): Salep permetrin adalah pengobatan topikal yang paling sering diresepkan untuk scabies. Obat ini bekerja dengan membunuh kutu dan telur. Salep ini biasanya dioleskan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah dan dibiarkan selama 8 hingga 14 jam sebelum dibersihkan.
- Krim Crotamiton (10%): Obat ini juga digunakan untuk mengobati scabies, meskipun tidak seefektif permetrin. Krim ini dioleskan dua kali sehari selama 2-5 hari berturut-turut.
- Krim atau Lotion Lindane (1%): Lindane adalah obat lain yang dapat digunakan, meskipun karena risiko efek sampingnya, obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan pada bayi, anak-anak, atau orang dewasa yang berat badannya rendah.
2. Obat Oral
- Jika infeksi scabies parah atau tidak dapat diobati dengan obat topikal, dokter dapat meresepkan obat oral seperti Ivermectin. Obat ini membunuh kutu dari dalam tubuh dan sering digunakan untuk mengobati scabies yang melibatkan banyak orang atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
3. Pengobatan untuk Infeksi Sekunder
- Jika ada infeksi sekunder akibat goresan kulit (seperti infeksi bakteri), dokter mungkin akan meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi tersebut.
4. Pengobatan untuk Keluarga dan Kontak Dekat
- Scabies sangat menular, sehingga jika satu anggota keluarga atau kontak dekat terinfeksi, maka semua orang yang sering melakukan kontak fisik atau tinggal serumah dengan penderita perlu menjalani pengobatan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala.
5. Menjaga Kebersihan dan Sanitasi
- Untuk mencegah penyebaran scabies, semua pakaian, seprai, handuk, dan barang-barang pribadi yang telah digunakan oleh orang yang terinfeksi harus dicuci dengan air panas dan dikeringkan menggunakan pengering panas. Barang yang tidak bisa dicuci harus disterilkan dengan cara dipendam dalam kantong plastik tertutup selama 72 jam untuk membunuh kutu dan telur.
Pencegahan Scabies
Untuk mencegah penyebaran scabies, langkah-langkah berikut bisa diambil:
- Hindari Kontak Kulit Langsung: Karena scabies menyebar melalui kontak kulit langsung, hindari berpelukan, berhubungan seks, atau tidur bersama seseorang yang terinfeksi hingga pengobatan selesai.
- Cuci Pakaian dan Seprai Secara Teratur: Pakaian, handuk, dan seprai yang telah digunakan oleh penderita scabies harus dicuci menggunakan air panas dan detergen untuk membunuh kutu dan telur.
- Perawatan untuk Semua Kontak Dekat: Semua orang yang memiliki kontak fisik dengan penderita scabies harus diperiksa dan diobati jika diperlukan, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala.
- Hindari Berbagi Barang Pribadi: Tidak berbagi pakaian, handuk, atau barang-barang pribadi lainnya yang bisa menjadi media penyebaran scabies.
Kesimpulan
Scabies adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh kutu mikroskopis yang menggali lapisan kulit dan menyebabkan rasa gatal yang parah. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebar melalui kontak fisik langsung atau dengan berbagi barang pribadi yang terkontaminasi. Pengobatan untuk scabies sangat efektif dan biasanya melibatkan penggunaan salep atau krim yang mengandung permetrin, serta perawatan untuk infeksi sekunder jika diperlukan. Pencegahan yang tepat, seperti menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, sangat penting untuk mengurangi risiko penularan.
Jika Anda merasa terinfeksi scabies, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan menghindari penyebaran lebih lanjut.